Minggu, 07 Agustus 2011

Makna Lambang dan Atribut PASKIBRAKA

Lambang Anggota PASKIBRAKA
Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman menciptakan lambang anggota, yang dimiliki sampai sekarang. Sebelumnya PASKIBRAKA tidak memiliki lambang anggota yang dapat dibanggakan. Lambang ini dikenakan pada kelopak bahu baju berupa kontur warna perak di atas bulatan putih yang diletakkan pada segi empat berwarna hijau. Semula pada kelopak bahu seragam PASKIBRAKA dikenakan tanda ciri pemuda dan pramuka (jangan lupa Ditjen UDAKA-lah pembentuk pertama dari PASKIBRAKA ini), yang diberi lambang “Bintang Segi Lima Besar” untuk ciri pemuda dan “Cikal Kelapa Kembar” untuk ciri pramuka. Kedua ciri ini mendapat kritikan negatif dari beberapa pihak yang tidak senang atas keberhasilan PASKIBRAKA.

“Bintang POLISI kok masih dipakai”.

“Lambang Pramuka tidak benar digunakan tanpa mengenakan seragam Pramuka!”. Itu mendorong diciptakannya lambang anggota, agar sekaligus dapat menggantikan lambang ciri anggota PASKIBRAKA. Lambang anggota PASKIBRAKA adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat. Mata rantai bulat berjumlah 16 dan mata rantai belah ketupat juga berjumlah 16. Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini bermakna bahwa anggota PASKIBRAKA adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang (mekar) dan membangun. Bunga teratai berdaun bunga 3 helai tumbuh ke atas dan 3 helai tumbuh mendatar. 3 helai pertama bermakna: belajar, bekerja dan berbakti, 3 helai lain bermakna: aktif, disiplin dan gembira. Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada diberbagai pelosok penjuru (16 penjuru mata angin) tanah air. Rantai persaudaraan tanpa memandang asal suku, agama, status sosial dan golongan akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat pertahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota PASKIBRAKA.


Lambang Korps PASKIBRAKA

Untuk mempersatukan korps, untuk PASKIBRAKA nasional, propinsi dan kabupaten/kotamadya ditandai oleh lambang korps yang sama, dengan tambahan tanda lokasi terbentuknya pasukan. Lambang korps yang lama sebelum tahun 1973 berupa lencana berupa perisai dari bahan logam kuningan dengan gambar yang sangat sederhana. Di tengah bulatan terdapat bendera merah putih dan di luar lingkungan terpampang tulisan “Pasukan Pengerek Bendera Pusaka”. Lambang korps PASKIBRAKA sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dan huruf berwarna kuning bertuliskan PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA dan TAHUN .... (di ujung bawah perisai), berisi gambar (dalam bulatan putih) sepasang anggota PASKIBRAKA dilatar belakangi oleh bendera merah putih yang berkibar ditiup angin dan tiga garis horison atau awan. Makna dari bentuk dan gambar:
1)  Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia,warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
2)    Sepasang anggota PASKIBRAKA bermakna PASKIBRAKA terdiri dari anggota putra dan putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagipembangunan Indonesia.
3)      Bendera merah putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk PASKIBRAKA.
4)  Garis horison atau awan 3 garis menunjukkan PASKIBRAKA di 3 tingkat: nasional, propinsi dan kabupaten/kotamadya.
5) Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap anggota PASKIBRAKA.



Tanda Pengukuhan

Sebagai tanda berakhirnya Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Perintis (sebagaimana juga berakhirnya Latihan Kepemimpinan Pemuda/Kepemudaan Tingkat lain) setiap peserta dikukuhkan oleh penanggung jawab Latihan dengan pengucapan Ikrar Putra Indonesia sambil memegang Sang Merah Putih dan kemudian menciumnya dengan menarik nafas panjang sebagai kiasan kesediaan untuk senantiasa setia dan membelanya. Tanda pengukuhan berupa kendit atau pita/sabuk yang dililitkan ke pinggang dan disimpul matikan di bagian depan (perut). Kendit adalah tanda ksatria pada jaman dahulu yang mengikrarkan kesetiannya pada kerajaan. Kini kepada para peserta eks peserta latihan pun sebagai pemegang kendit diharapkan memiliki sifat ksatria dalam pemikiran, perkataan dan perbuatannya sehari-hari. Kendit dibuat dari kain. Pada saat latihan Pandu Ibu Indonesia ber Pancasila dan pasukan
I s/d IV warna kendit masih polos dua warna: hijau untuk anggota pasukan dan ungu untuk penatar/pembina. Karena kendit warna polos meyerupai sabuk kecakapan olah raga bela diri, maka oleh Bapak Idik Sulaeman disempurnakan menjadi kendit bermotif. Motif tersebut berupa gambar rantai 17 mata rantai bulat dan 17 mata rantai belah ketupat, semua mata rantai berisi huruf yang membentuk kalimat PANDU IBU INDONESIA BER PANCASILA. Semua ukuran panjang dan lebar kendit adalah 5 cm dan 17 dm, melambangkan angka tanggal 17 dan 5 sila, tetapi karena kesulitan teknik printingnya berubah menjadi 5 dan 140 cm. Untuk lencana pengukuhan harian digunakan lencaa merah putih dan garuda, merah putih di sebelah kanan dan garuda di kiri dengan warna dasar dari garuda sesuai jenis latihannya. Warna dasar dari garuda sama dengan warna dasar kenditnya.
1)      Warna hijau untuk Latihan PERINTIS pemuda
2)      Warna merah untuk Latihan PEMUKA pemuda
3)      Warna kuning untuk Latihan PENDAMPING pemuda
4)      Warna ungu untuk Latiha PENATAR Kepemudaan
5)      Warna abu-abu untuk Latihan PENAYA Kepemudaan
Lencana pengukuhan dikenakan pada baju setinggi dada sebelah kiri (di atas saku kiri baju). Baik pada seragam maupun pada baju biasa sehari-hari. Semula lencana ini hanya merah putih. Kendit pengukuhan hanya dikenakan saat menghadiri upacara pengukuhan, dan tidak dikenakan sehari-hari.

Tidak ada komentar: